“Surabaya Bangkit Bersama: A. Setyono dan Warga Kedinding Bersatu Lawan Curanmor, Lahirkan ‘Kampung Tangguh Anti Maling’!”

Nasional

Surabaya, 19 November 2025 – Insiden pencurian motor di Kedinding Tengah bukan akhir dari segalanya, melainkan pemicu kebangkitan warga Surabaya. Dipimpin oleh A. Setyono dari Polsek Kenjeran dan tokoh masyarakat setempat, Kedinding kini menjadi percontohan “Kampung Tangguh Anti Maling,” bukti bahwa kerjasama polisi dan masyarakat adalah kunci utama dalam memerangi kejahatan.

Dari Trauma Menuju Aksi: Warga Kedinding Ambil Alih Keamanan

Setelah kejadian yang menimpa MAF, warga Kedinding tidak tinggal diam. Mereka sadar, keamanan bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Dengan dukungan penuh dari A. Setyono, mereka membentuk tim keamanan lingkungan, memasang portal di setiap gang, dan mengadakan ronda malam secara bergantian.

“Kampung Tangguh Anti Maling”: Lebih dari Sekadar Ronda Malam

1. “Siskamling Plus Teknologi”: Selain ronda malam tradisional, warga Kedinding memasang CCTV di titik-titik strategis dan menggunakan aplikasi pesan singkat untuk melaporkan kejadian mencurigakan secara cepat.
2. “Kenali Tetanggamu”: Program ini mendorong warga untuk saling mengenal dan membangun komunikasi yang baik, sehingga lebih mudah mendeteksi orang asing yang mencurigakan.
3. “Pelatihan Bela Diri Praktis”: Warga, terutama ibu-ibu dan remaja putri, mengikuti pelatihan bela diri praktis untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melindungi diri sendiri jika terjadi serangan.
4. “Peta Rawan Kejahatan Berbasis Data”: Warga dan polisi bersama-sama membuat peta rawan kejahatan berdasarkan data kejadian sebelumnya, sehingga patroli dapat dilakukan secara lebih efektif.
5. “Festival Keamanan Lingkungan”: Setiap tahun, warga Kedinding mengadakan festival keamanan lingkungan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keamanan dan mempererat tali silaturahmi.

Peran A. Setyono: Polisi yang Menginspirasi dan Memfasilitasi

A. Setyono bukan hanya seorang polisi, tetapi juga seorang fasilitator dan motivator. Ia memberikan pelatihan, dukungan teknis, dan semangat kepada warga Kedinding untuk membangun “Kampung Tangguh Anti Maling.” Kehadirannya di tengah-tengah masyarakat memberikan rasa aman dan kepercayaan bahwa polisi benar-benar hadir untuk melindungi mereka.

Suara dari Warga Kedinding:

“Pak Setyono sangat membantu kami. Beliau tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga turun langsung ke lapangan, memberikan contoh, dan menyemangati kami,” ujar Ibu Fatimah, salah satu tokoh masyarakat Kedinding.

Harapan untuk Masa Depan:

Model “Kampung Tangguh Anti Maling” di Kedinding diharapkan dapat menginspirasi daerah lain di Surabaya dan seluruh Indonesia. Dengan kerjasama polisi dan masyarakat yang solid, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih aman, nyaman, dan sejahtera bagi semua.

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!