Proyek di Jalan Keputran Disorot, Pelaksana Bungkam dan Konsultan Diduga Tutup Mata

Surabaya – BERiTAKABARTERKINI.COM Proyek pembangunan di kawasan Jalan Keputran, Surabaya, kembali menuai kritik tajam dari masyarakat dan media. Indikasi penyimpangan pada pekerjaan di lapangan semakin mencuat setelah pelaksana maupun konsultan pengawas diduga tidak menjalankan perannya dengan benar.

Ketika awak media mencoba mengklarifikasi langsung kepada pihak pelaksana bernama Erfan, yang terlibat dalam pengerjaan proyek tersebut, ia justru memilih diam dan tidak memberikan keterangan apa pun. Sikap bungkam ini menimbulkan dugaan kuat bahwa proyek tersebut sarat dengan pengondisian dan tidak berjalan sesuai aturan main.

Konsultan dan Pengawas Rayon Dinilai Abai

Lebih ironis lagi, konsultan pengawas yang seharusnya memastikan pekerjaan berjalan sesuai spesifikasi justru terkesan menutup mata. Hal yang sama juga terlihat dari pengawas rayon, yang dinilai tidak melaksanakan kewajibannya secara tegas. Alih-alih melakukan pengawasan ketat dan memberikan teguran, pihak pengawas justru terkesan membiarkan penyimpangan yang terjadi.

“Kalau pengawas rayon benar-benar bekerja, pasti ada tindakan tegas terhadap pelaksana. Faktanya, mereka justru diam. Ada apa dengan proyek ini?” ujar salah seorang warga sekitar dengan nada geram.

Dugaan Proyek Pengondisian

Sejumlah pihak menduga proyek di Jalan Keputran ini bukan sekadar pekerjaan biasa, melainkan telah dikondisikan sejak awal. Dugaan tersebut diperkuat dengan sikap diam pelaksana, konsultan, maupun pengawas yang seolah kompak menghindari transparansi.

Padahal, proyek yang bersumber dari uang negara seharusnya dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. Penyimpangan, baik dari sisi teknis maupun manajerial, bisa berdampak pada kualitas hasil pekerjaan yang nantinya merugikan masyarakat.

Dorongan Penegakan Aturan

Masyarakat berharap, pihak berwenang segera turun tangan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap proyek tersebut. Jika benar terbukti ada pengondisian dan kongkalikong antara pelaksana, konsultan pengawas, serta pengawas rayon, maka penindakan tegas harus dilakukan agar tidak menimbulkan preseden buruk.

“Jangan sampai proyek hanya dijadikan ajang bancakan dan mengabaikan kualitas. Yang dirugikan tetap masyarakat karena hasilnya tidak maksimal,” tambah warga lain.

Transparansi Harus Dijaga

Kasus proyek Jalan Keputran ini kembali menjadi alarm bahwa transparansi dan integritas dalam setiap pembangunan harus benar-benar dijaga. Apalagi, anggaran yang digunakan bersumber dari uang rakyat. Tanpa pengawasan ketat dan ketegasan aparat, bukan tidak mungkin praktik serupa akan terus berulang di kemudian hari.

(Henny)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *