
Purwakarta, 28 November 2025 – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menunjukkan komitmennya dalam melakukan transformasi internal dengan menggelar Training of Trainers (ToT) Peningkatan Kemampuan Instruktur Polisi Sadar Berkarakter Angkatan 1 Tahun 2025. Acara ini diikuti oleh 50 personel polisi pilihan dari berbagai daerah di Indonesia, menandai langkah serius dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Polri.
Pelatihan yang berlangsung selama 15 hari ini dibuka secara resmi oleh Asisten Kapolri bidang SDM, Irjen Pol. Anwar, di Lapangan Mako Resimen IV Pelopor Parang Gombong, Jati Luhur, Purwakarta. Dalam sambutannya, Irjen Pol. Anwar menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari upaya strategis Polri untuk meningkatkan kualitas dan mempersiapkan masa depan SDM yang lebih baik.
Lokasi dan Fokus Pelatihan
Pelatihan ini dilaksanakan di dua lokasi berbeda, yaitu Basecamp Bangun Insan Nusantara Pasir Astap, Jati Luhur, Purwakarta, dan Pusmisinter Divhubinter Polri, Tangerang, Banten. Dengan pendekatan berbasis kompetensi, pelatihan ini bertujuan untuk membentuk polisi yang tidak hanya profesional tetapi juga memiliki karakter yang baik, santun, dan rendah hati.
Agent Multiplier Effect
Para peserta pelatihan diharapkan menjadi agen multiplier effect, yang akan menyebarkan dan menanamkan nilai-nilai transformasi polisi berkarakter di seluruh jajaran Polda, dari Sabang sampai Merauke. Mereka akan menjadi garda terdepan dalam mentransfer ilmu, karakter, dan jiwa Bhayangkara kepada seluruh anggota Polri di Indonesia.
Transformasi Kultural Polri
Pelatihan ini juga menjadi jembatan penting dalam transformasi kultural Polri. Sejalan dengan semangat reformasi dan modernisasi, Polri berkomitmen untuk mewujudkan sosok polisi yang diharapkan masyarakat, yaitu personel yang mampu menjadi problem solver dan pelayan yang baik di tengah masyarakat.
Penguatan Pemolisian Masyarakat (Polmas)
Salah satu implementasi dari transformasi ini adalah penguatan fungsi Pemolisian Masyarakat (Polmas). Polisi diharapkan lebih aktif bersilaturahmi, berkomunikasi, dan berkolaborasi dengan masyarakat. Dengan menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat, polisi diharapkan dapat “bersodaqoh” dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitarnya.
Respons terhadap Dinamika Global
Polri juga dituntut untuk merespons cepat dinamika yang kompleks, baik di tingkat domestik maupun internasional. Dalam menghadapi tantangan geopolitik global, Polri harus mampu menjaga stabilitas internal sebagai prasyarat utama penguatan ketahanan nasional. Peningkatan kompetensi polisi sadar berkarakter menjadi langkah strategis untuk merespons kebutuhan reformasi.
Kurikulum Pembinaan Karakter
Pengembangan kurikulum pembinaan karakter ini didasarkan pada hasil riset “Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Manusia Indonesia Seutuhnya.” Riset ini menghasilkan tiga pilar utama kecerdasan: Spiritual, Intelektual, dan Kultural (SIK). Ketiga pilar ini menjadi landasan dalam penyusunan kurikulum pembinaan karakter yang saat ini diimplementasikan.
Kompetensi Kunci dan Tahapan Pelatihan
Pelatihan ini memiliki target untuk mencapai tiga kompetensi kunci: Kompetensi Etik, Kompetensi Teknis, dan Kompetensi Leadership. Proses pengembangan kompetensi ini dilakukan melalui empat tahapan, mulai dari pembentukan dasar dan kepribadian, pelatihan sebagai instruktur sadar berkarakter, hingga sertifikasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Visi SDM Polri
Irjen Pol. Anwar menekankan bahwa pembangunan SDM Polri harus dilakukan secara holistik, mendalam, dan fundamental. Visi SSDM Polri adalah mewujudkan SDM Polri yang unggul, adaptif, dan kolaboratif, yang pada akhirnya akan memperkuat budaya institusi yang melayani dan mengayomi masyarakat.
Kesimpulan
Dengan langkah-langkah strategis ini, Polri berharap dapat menciptakan polisi yang tidak hanya profesional dan berkarakter, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dan menjadi teladan bagi masyarakat. Transformasi kultural ini diharapkan membawa Polri ke arah yang lebih baik, sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia yang semakin menuntut pelayanan yang humanis dan profesional.
(Hery)
