
Surabaya –
Warga Kelurahan Rungkut Tengah, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, dikejutkan oleh kemunculan semburan misterius dari tengah Sungai Bon Agung pada Kamis (16/10/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Semburan air setinggi 50 hingga 70 sentimeter itu muncul tepat di sisi timur Jembatan Yakaya, yang menghubungkan Jalan Rungkut Mapan dengan Rungkut Madya.
Fenomena ini sontak menarik perhatian masyarakat dan berbagai pihak terkait. Pemerintah Kecamatan Gunung Anyar bersama tim teknis dari berbagai instansi langsung turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan cepat.
Langkah Cepat Pemerintah dan Koordinasi Lintas Instansi
Langka cepat warga berkordinasi dengan Camat Gunung Anyar bersama Lurah Rungkut Tengah menjadi pihak pertama yang datang ke lokasi, disusul tim dari Bagian Operasional Gas Negara (Pertamina), Quality Control PGN, Satgas Pipa PDAM, Satpol PP Surya 52, BPBD Kota Surabaya, Projopati Rungkut Tengah, dan Ketua RT 01 RW 07 setempat.
Dalam pengecekan awal, ditemukan fakta bahwa semburan air tersebut timbul dan tenggelam secara berkala dari dasar sungai. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan alat detektor gas milik Pertamina menunjukkan adanya kandungan gas di lokasi tersebut. Namun, hasil pengujian memastikan gas yang muncul bukan berasal dari jaringan pipa Pertamina atau PGN, melainkan gas alami dari dalam tanah.
Fenomena Alam, Diduga Akibat Tekanan Gas Tanah
Setelah dilakukan pengecekan mendalam terhadap peta grafis dan jalur pipa di wilayah tersebut, tidak ditemukan adanya pipa PDAM maupun jaringan gas di bawah Sungai Bon Agung. Oleh karena itu, sementara ini para ahli menduga semburan tersebut merupakan fenomena alam akibat keluarnya gas bumi dari lapisan tanah.
Fenomena semacam ini bisa terjadi karena tekanan gas yang terperangkap di bawah permukaan tanah mengalami peningkatan, kemudian mencari celah untuk keluar ke permukaan — dalam hal ini melalui dasar sungai. Warga juga melaporkan bahwa semburan tersebut mengeluarkan aroma khas amoniak dan belerang, yang memperkuat dugaan bahwa gas tersebut bersumber dari alam.
Langkah Lanjutan dan Penanganan Teknis
Warga Gunung Anyar mengkoordinir Dinas BPBD Kota Surabaya tindak lanjut dengan Dinas Lingkungan Hidup, PDAM, dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk meneliti penyebab pasti fenomena ini. Lokasi sementara diberi tanda dan dijaga agar masyarakat tidak mendekat terlalu dekat ke area semburan demi keamanan.
Pemerintah juga mengimbau warga agar tetap tenang dan tidak berspekulasi, mengingat fenomena alam seperti ini pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan biasanya akan mereda secara alami setelah tekanan gas di dalam tanah menurun.
Warga Gunung Anyar: “Fenomena Ini Harus Jadi Momentum Kewaspadaan dan Kepedulian Lingkungan”
Warga bernama Fahri * menyampaikan bahwa kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat tentang kekuatan alam dan perlunya menjaga keseimbangan lingkungan.“Kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait. Fenomena ini bukan hal berbahaya sejauh ini, tapi kami tetap lakukan langkah-langkah pengamanan. Mari kita jaga lingkungan dan tetap waspada,” ujarnya.
Beliau juga menegaskan bahwa fenomena ini bukan alasan untuk panik, melainkan momentum untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam menjaga sungai, lahan, dan tata ruang kota. Sungai yang bersih dan terawat dapat membantu meminimalkan risiko geologis di wilayah padat penduduk seperti Rungkut Tengah.
Semangat Gotong Royong dan Kepedulian Warga
Menariknya, warga di sekitar lokasi menunjukkan respons positif. Mereka bekerja sama membantu petugas menutup area, mengarahkan lalu lintas warga, dan turut menjaga keamanan lokasi hingga malam hari. Semangat gotong royong ini menjadi potret nyata bahwa masyarakat Gunung Anyar tidak hanya sigap menghadapi peristiwa, tapi juga memiliki jiwa solidaritas yang tinggi.
Fenomena Alam Jadi Momentum Edukasi
Para petugas berharap fenomena di Sungai Bon Agung ini dapat menjadi bahan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya memahami gejala alam dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana geologis. Ke depan, Pemerintah Kota Surabaya bersama instansi teknis akan melakukan observasi lanjutan untuk memastikan tidak ada dampak lanjutan dari semburan gas alami ini.
(Hery)
