Surabaya – Beritakabarterkini – Proyek pembangunan Puskesmas yang berlokasi di Jalan Manukan Dalam No.12, Kelurahan Manukan Kulon, Kecamatan Tandes, Surabaya, mendapat sorotan tajam. Pekerjaan yang seharusnya menjadi fasilitas kesehatan representatif bagi warga justru terindikasi menyimpang dari spesifikasi teknis.
Temuan di lapangan mengungkap salah satunya pada ukuran kolom bangunan. Sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan spesifikasi teknis, ukuran kolom seharusnya 10 cm. Namun, hasil pengecekan menunjukkan adanya kolom dengan ukuran lebih dari 15 cm. Perbedaan ukuran ini memunculkan dugaan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan konstruksi.

Pelaksana Menghindar Saat Diklarifikasi
Ketika awak media mencoba meminta klarifikasi, pihak pelaksana enggan memberikan penjelasan. Bahkan, pelaksana proyek terlihat menghindar dan tidak mau ditemui. Sikap ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai transparansi pekerjaan yang sedang berlangsung.
Sejumlah warga menilai, sikap pelaksana yang menutup diri semakin memperkuat dugaan adanya praktik tidak sesuai aturan. “Kalau pekerjaannya benar, harusnya terbuka. Tapi ini malah sembunyi, berarti ada yang ditutupi,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Dugaan Kongkalikong Pelaksana dan Konsultan Pengawas
Selain pelaksana, konsultan pengawas yang seharusnya memastikan pekerjaan sesuai spesifikasi diduga ikut bermain mata. Alih-alih mengawasi secara ketat, konsultan terkesan membiarkan penyimpangan terjadi.
“Seharusnya konsultan mengawasi. Tapi kenyataannya mereka seperti bekerja sama. Kalau ini benar, jelas merugikan warga karena kualitas bangunan bisa diragukan,” kata warga lainnya.
Dampak Serius bagi Masyarakat
Jika dugaan penyimpangan ini benar adanya, maka bukan hanya merugikan negara dari sisi anggaran, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna fasilitas kesehatan. Puskesmas adalah bangunan vital yang setiap hari digunakan masyarakat untuk berobat, sehingga kualitas konstruksi wajib sesuai standar.
Pengamat pembangunan kota menegaskan, kolom yang tidak sesuai spek bisa berdampak pada struktur keseluruhan bangunan. “Bangunan kesehatan harus benar-benar aman. Kalau kolom tidak sesuai spek, ini bisa membahayakan pasien dan tenaga medis di dalamnya,” jelasnya.
Warga Minta Pemerintah Bertindak
Masyarakat Manukan Kulon berharap Pemerintah Kota Surabaya, khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya, segera turun tangan melakukan inspeksi mendadak (sidak). Warga mendesak adanya tindakan tegas jika terbukti pelaksana dan konsultan pengawas melakukan penyimpangan.

“Jangan sampai Puskesmas ini jadi proyek asal-asalan. Kami butuh fasilitas kesehatan yang kuat, aman, dan nyaman. Kalau ada yang main-main dengan proyek, harus diberi sanksi tegas,” tutur warga.
Kasus dugaan penyimpangan pembangunan Puskesmas Manukan Kulon menambah daftar panjang pekerjaan proyek publik yang dipertanyakan kualitasnya. Transparansi, pengawasan ketat, dan akuntabilitas pelaksana menjadi tuntutan utama agar dana rakyat benar-benar digunakan sesuai peruntukannya, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu. (Lutfi Kuncir)
